Hands-on Preview FujiFilm X-T1 Tanggal publikasi: 10-03-2014 20:59:30, Kontributor: Erwin Mulyadi
Fuji X-T1 hadir di awal tahun 2014 dengan desain yang agak berbeda dengan seri X sebelumnya, kini sepintas lebih mirip seperti kamera seri OM-D milik Olympus dengan adanya ‘tonjolan’ di bagian atas, sebagai tempat untuk jendela bidik. Selain itu X-T1 dipenuhi kendali mekanik ala kamera film jaman dulu yang perlu diputar ke angka tertentu, seperti ISO, shutter dan kompensasi eksposur. Fuji sendiri menurut saya terbilang sukses dalam meramu strategi yang berorientasi pada fotografer, misal kualitas sensor X-trans ukuran APS-C, bodi yang berkualitas tinggi, dan lensa yang juga bagus. Uniknya, line up Fuji mirrorless sebenarnya sudah cukup lengkap dari X-Pro1, X-E1 dan X-E2, X-A1 dan X-M1 namun Fuji kembali menambah pilihan dengan mengeluarkan X-T1 yang desainnya agak berbeda, lebih retro klasik dan harganya cukup tinggi.
Fitur utama Fuji X-T1 :
- sensor APS-C X-Trans 16 MP (tanpa low pass filter)
- phase detect AF di sensor
- bodi magnesium tahan cuaca
- 8 fps shooting
- jendela bidik OLED 2,3 juta piksel
- roda pengatur ISO, shutter dan eksposur comp.
- WiFi
Akhirnya di ajang Focus Expo 2014 di JCC kemarin, saya berkesempatan untuk mencoba langsung kamera ini, walau tentunya tidak bisa berlama-lama (akibat banyaknya pengunjung yang juga ingin mencoba kamera ini). Kesan pertama memang kamera ini terasa mantap digenggam, dengan ergonomi yang lebih enak dari Fuji X-E2 apalagi X-M1. Terpasang di kamera ini adalah lensa kit premium Fujinon XF 18-55mm f/2.8-4 OIS dengan ring aperture yang sifatnya elektronik.
Tampak atas dan belakang, dengan layar dilipat :
Yang saya coba :
- memutar aneka roda di bagian atas, ini yang membuat saya dari dulu penasaran :) terasa enak dan pas untuk diputar, untuk mengganti shutter dari A (auto) perlu menekan tombol di tengah roda
- melihat jendela bidik OLED, ini juga bikin penasaran, ternyata betul jendela bidik elektronik ini begitu besar dan tampilannya jernih, warna akurat dan lag nyaris tidak terasa
- auto fokus : responsif, walau di sekitar termasuk sudah agak low light
- layar LCD lipat, bisa dilipat untuk low/high angle shoot tapi tidak se-fleksibel Olympus E-PL5 misalnya (tampilan LCD juga tajam dan jernih)
- ring aperture di lensa, oke juga untuk mensimulasikan lensa lama yang memang perlu diputar untuk merubah bukaan
- ring kecil untuk mengatur drive mode (dibawah roda pengatur ISO) dan ring mengatur metering (di bawah pengatur shutter speed) terasa agak sulit diputar
- menu dan Q menu, struktural dan straightforward khas Fuji, simbol yang tampil di LCD saat menampilkan Q menu masih belum familiar dan bikin bingung juga
hanya ini sedikit sharing hasil saya menjajal secara singkat kamera yang banyak menarik minat fotografer ini, karena waktu mencoba yang sangat singkat.
|